Kebudayaan sungai indus terletak di lembah sungai Indus( sungai Sindhu) di daerah bagian Punjab( barat laut India). Kebudayaan ini berkembang sejak 3000 Sm. Penelitian kebudayaan dilakukan oleh arkeolog inggris bernama sir John Marshaal yang dibantu oleh Benerji ahli purbakala dari india. Berdasarkan penelitian ini kebudayaan india kuno berpusat di kota Mohenjo daro dan harappa, amri, dan Changko daro.
Pendukung kebudayaan lembah sungai Indus adalah bangsa dravida dengan ciri kulit hitam, rambut keriting dan hidung pesek. Lembu jantan biasa dianggap sebagai binatang yang keramat demikian pula dengan gajah, badak dan buaya yang banyak di temukan dalam pahatan materai-materai. Mereka juga m,enyembah pohon-pohon besar. Yang ditemukan dalam lukisan –lukisan ( sema cam pohon Bodhi) yang oleh agama budha dianggap sebagai pohon suci.
Pertanian dan perdagangan merupakan tumpuan utama bangasa daravida dengan mempergunakan teknologi pertanmian yang maju dengan membuat saluran-saluran induk dari sungaiu indus. Kemajuan pertanian di lembah sungai indus didukung oleh kesuburan tanah akibat endapan-endapan lumpur yang dibawa oleh sungai indus dari pegunungan Himalaya.
Di bidang perdagangan penduduk daravida berhubungan dengan bangsa sumeria di lemah sungai Eufrat dan tigris. Benda- benda yang diperdagangkan berupa barang-barang keeramik dan perhiasan yang terbuat dari emas dan perak dihias dengan batu permata. Hal ini terlihat dari peninggalan barang –barang india yang ada di sumeria.
Digunakan untuk menyebut sebuah bukit yang terletak di dataran Larkana di sebuah jalur sempit tanah yang terletak antara sungai subur sekarang disebut Nakhlistan atau Taman Sindhu. Berdiri sebuah pusat peradaban yaitu Mohenjodaro yang berulang-ulang hancur dikarenakan banjir dari sungai indus yang kemudian didirikan kembali sebanyak tujuh kali.
Bahan makan dari pertanian yang menjadi makanan pokok adalah Gandum kemudian Jawawut dan kurma. Perternakan yang dikembangkan adalah Kambing, babi , Ikan dan unggas. Hewan yang hidup berkembang di Mohenjodaro adalah lembu berklasa, kerbau, biri-biri , Gajah ,anjing dan unta yang dijinakkan.
Kebanyakan daerah yang suka berperang alat-alat perang yang dipakai oleh bangsa MOhenjodaro adalah buisur dan anak panah, Tameng, penutup kepala, atau baju Zirah. Senjata perang banyak dibuat dari tembaga, perunggu, dan batu.
Bannyak gambar binatang diatas materai yang menunjukkan mutu kesenian dan binatang yang tinggal di lembah sungai indus. Berkembang pula patung pahat dari batu. Materi ini dipakai dalam hubungan perdagangan. Perdagangan dilakukan dengan daerah-daerah lain india dan asia dari celah-celah dan laut. Komoditi impor perdagangan india dari luar adalah Timah, tembaga, dan batu-batu mulia.
Pertanian adalah mata pencaharian pokok masyayrakat mohenjodaro karena berada di lembah sungai indus yang sering banjir sehingga subur. Kesuburan tanah ini digunakan penduduk bertani gandum , jawawut dan kapas yang ditanam dalam jumlah besar. Golongan tukang kramik, tenun, kayu, batu, besi, mas adalah potensi mata pencaharian lain dari bertani.
Keagamaan mohenjodaro di lakukan pemujaan pada dewi Ibu yang berpengaruh pada patung-patung dewi ibu. Pemikiran penduduk percaya bahwa tenaga wanita sebagai sumber terciptanya segala makluk.
Menyembah dewa laki-laki yang disamakan prototipe dari dewa Siva hal ini diperkuat beberapa potong batu yang terlihat seperti lingga Siva dewasa ini.
No comments:
Post a Comment